flash fortex

Selasa, 20 September 2011

SEMA ( TARIAN CINTA TUHAN )






 

TARI SEMA
Pengertian sufi

Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa arab:
تصوف , ) adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi.

Asal mula tarian sufi

Sejarah Whirling Dervishes disebut juga tarian sema atau Tarian Mawlana Rumi diperkenalkan oleh Mawlana Jelaluddin Rumi, lahir di Balkh antara tahun 1200 dan 1207. Tanura Dance diciptakan Rumi sebagai bentuk sebuah ekspresi dari rasa cinta, kasih, dan sayang yang maha tinggi dari seorang hamba kepada sang Robbii. Tarian ini dikenalkan oleh tarekat yg didirikannya yaitu tarekat Maulawiyah. Dalam tarikat Maulawiyah irama musik digunakan sebagai media untuk Jadzab (hilang kesadaran diri karena daya tarik Illahi). Musik ini adalah ungkapan ratapan duka cita orang yg terbelenggu, ingin kembali pada asal muasal sebagai makhluk langit, dulu dizaman azali.
Kota Konya - Turki adalah kota Mawlana Jalaluddin Rumi memulai ajarannya. Di kota inilah Thariqat Mawlawiyah berkembang begitupula dengan Jalaluddin Rumi yang mendapatkan nama "Rumi" dari kota ini. Sampai sekarang
Tarian Whirling Dervishes berkembang dan menjadi sejarah budaya di Turki.
Teknik tarian sufi

Zikir Maulawiyah ini dimulai dg pembacaan ayat suci Al Qur’an dilanjutkan dg pembacaan doa-doa oleh pemimpin malejis dzikir, setelah itu salah seorang darwis menendangkan syair2 rumi dan dimulailah ratapan dg diiringi dawai, para murid mulai menari berputar (gerakan tubuh memutar berlawanan dg arah jarum jam-konon perputaran melawan arah jarum jam ini untuk menyatukan diri dengan sang pencipta)
Pesta para sufi ini lahir manakala seorang Pencari Tuhan bertemu dengan Sang Kekasih Yang Maha Suci, ketika merasakan kasih yang ada dalam hati dan dalam diri meletup-letup, maka perasaan ini akan ditransfer menjadi energi gerak dalam bentuk menari. Tarian yang dilakukan adalah sebuah ekspresi untuk merayakan kehidupan. Konon, ketika menari seperti itu, para penari mengalami ekstase yang di kalangan para sufi dipahami sebagai tingkat pencapaian perasaan penyatuan dengan Tuhan. Bahkan, ada pula yang mengaku gerakan yang tercipta ‘’seolah-olah” bukan dari diri si penari. Dari kasih inilah yang membuat seorang pencari seperti Rumi memiliki jiwa sangat lembut, dirinya tidak lagi bisa membenci atau melihat perbedaan suku, ras maupun agama.
Satu hal yg paling menarik adalah para penari2 ini berputar terus menerus tanpa berhenti selama berjam-jam dan gerekan mereka tetap seimbang, bahkan sampai tarian berhenti tidak membuat para penari oleng (kehilangan keseimbangan) karna akibat dr gerakan tubuh berputar itu. Kalo yg bukan ahli, dijamin deh ga bakal bisa tahan lama untuk berputar, yg ada bakal jatuh karna puyeng heheh.

Yang menarik penontonnya bukan hanya orang-orang islam saja. Tetapi banyak turis-turis yang datang dari mancanegara untuk menyaksikan al-Tannoura Traditional Troup. Di antaranya, ada dari Italia, Spanyol, Yunani, China, dan negara yang lainnya.

ketika sekarang sedang marak-maraknya perselisahan tentang peradaban, antara islam dan Barat. Maka, salah satu solusi penting untuk mengenalkan budaya tarian sufi kepada mereka. Karena dalam tarian itu, mengandung unsur kesufistikan dan sekaligus hiburan. Dimana, orang tidak melihat lagi unsur diskriminatip dalam tarian tersebut. Yang ada, malah hiburan yang mereka dapatkan. Walaupun, dalam isi bait-bait syairnya berisikan pengagungan terhadap Sang Maha Kuasa.

Namun, mereka hanya bisa melihat unsur hiburan dalam tarian itu. Tetapi, pada dasarnya mereka bisa menikmatinya dengan baik. Ini sisi positipnya, untuk menggambarkan begitu damai dan indahnya islam bagi mereka.
Tarian sufi bisa menjadikan solusi untuk sebuah kedamaian. Menerangkan ke Barat, bahwa islam dengan peradaban dan seninya bisa dinikmati dengan penuh ketenangan. Tidak harus dihantui perasaan takut, dan mengerikan sekeliling islam. Karena seni bisa dinikmati oleh semua kalangan. Tidak hanya khusus golongan-golongan tertentu.

Dengan demikian, perdamaian bisa diciptakan dengan baik. Lewat budaya tarian-tarian sufi. Di mana mereka tidak melihat lagi, peradaban islam yang mengerikan. Tetapi, mereka tertarik dengan peradaban islam yang kaya dengan seni budaya.

Semoga, tarian sufi bisa membangkitkan peradaban islam. Yang penuh damai, penuh kecintaan, penuh persahabatan, dan penuh kasih sayang. Karena memang, pendahulunya mengajarkan seni itu untuk ilustrasi kasih sayang dan cinta. Terhadap Sang Pencipta yang Maha Tinggi.
Baca Selanjutnya....

Senin, 12 September 2011

AHMAD JALALUDDIN RUMI


 DIA
“Dia adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan,
Saya mencintainya dan Saya mengaguminya, Saya memilih
jalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya. Setiap
orang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya, kekasih
yang abadi. Dia adalah orang yang Saya cintai, dia
begitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna.
Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta yang
tidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan dia dan
mereka adalah dia. Ini adalah sebuah rahasia, jika
kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya.



SEBERAPA JAUH ENGKAU DATANG!
Sesungguhnya, engkau adalah tanah liat. Dari bentukan mineral, kau menjadi sayur-sayuran. Dari sayuran, kau menjadi binatang, dan dari binatang ke manusia. Selama periode ini, manusia tidak tahu ke mana ia telah pergi, tetapi ia telah ditentukan menempuh perjalanan panjang. Dan engkau harus pergi melintasi ratusan dunia yang berbeda.


AKU ADALAH KEHIDUPAN KEKASIHKU
Apa yang dapat aku lakukan, wahai ummat Muslim?
Aku tidak mengetahui diriku sendiri.
Aku bukan Kristen, bukan Yahudi,
bukan Majusi, bukan Islam.
Bukan dari Timur, maupun Barat.
Bukan dari darat, maupun laut.
Bukan dari Sumber Alam,
bukan dari surga yang berputar,
Bukan dari bumi, air, udara, maupun api;
Bukan dari singgasana, penjara, eksistensi, maupun makhluk;
Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqseen;
Bukan dari kerajaan Iraq, maupun Khurasan;
Bukan dari dunia kini atau akan datang:
surga atau neraka;
Bukan dari Adam, Hawa,
taman Surgawi atau Firdaus;
Tempatku tidak bertempat,
jejakku tidak berjejak.
Baik raga maupun jiwaku: semuanya
adalah kehidupan Kekasihku ...
Baca Selanjutnya....